Sejak kecil, saya seringkali bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa saya lakukan untuk orang banyak?
Saya selalu percaya bahwa saya harus melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Bukan hanya menguntungkan diri sendiri saja, tapi juga menguntungkan untuk banyak orang. Mengapa?
Kakek moyang saya adalah Dr. Wahidin Soedirohoesodo, pendiri Boedi Oetomo, organisasi modern pertama di Indonesia yang menyatukan pemuda dan menjadi tonggak pergerakan rakyat di Indonesia. Seratus tahun yang lalu beliau berkeliling Jawa untuk memberikan pendidikan pada masyarakat. Beliau mendidik anak-anak dan para pemuda. Tentu saja beliau melakukannya dengan tulus, karena menginginkan kebaikan bagi masyarakat. Beliau adalah seorang yang sangat berbakti pada negaranya, dan karenanya sangat mengabdi pada pekerjaannya untuk menolong orang lain.
Pentingnya pendidikan menjadi kepercayaan keluarga hingga saat ini.
Kakek buyut saya pun adalah salah satu pendiri Boedi Oetomo, Dr. Soeradji Tirtonegoro. Beliau adalah seorang dokter yang sangat berbakti pada masyarakat. Beliau mengabdi pada masyarakat dengan menyembuhkan mereka, memberikan mereka layanan kesehatan.
Begitu juga dengan kakek saya, Drg. Margono Soeradji. Beliau adalah dokter gigi yang sangat hebat. Beliau melakukan yang terbaik untuk menyembuhkan pasien, dan beliau memberikan pelayanan terbaik pada para pasien. Bahkan, kakek saya memilih menjadi dokter gigi, karena menyadari, pada masa itu belum ada dokter gigi di kota kediamannya.
Mereka adalah orang-orang yang mengabdi pada pekerjaan, masyarakat, dan negara. Mereka adalah orang-orang hebat yang menjadi pahlawan karena berkerja sungguh-sungguh dalam apa yang mereka percayai.
Dan mereka adalah para leluhur saya. Memiliki leluhur seperti mereka, tentu saja saya merasa bahwa saya pun harus melakukan sesuatu dalam hidup ini, yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Pertanyaannya, apa yang bisa saya lakukan?
Apa yang bisa saya perjuangkan untuk masyarakat?
Apakah tujuan hidup saya?
Jawabannya ada pada latar belakang saya sendiri.
Sejak masih sekolah pun saya sudah seringkali memikirkan, alangkah indahnya bila Indonesia bisa menjadi negara sosialis di mana semua fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis untuk masyarakat. Tapi bisakah Indonesia seperti itu?
Tidak usah seekstrim itu.
Daripada memikirkan yang terlalu rumit, dengan usaha yang terlalu jauh, sebenarnya ada cara yang lebih praktis untuk merealisasikan semua itu.
Dan jawabannya lagi-lagi saya temukan melalui latar belakang saya sendiri.
Saya adalah anak seorang pilot pesawat terbang. Sebagai anak seorang pilot, pertanyaan yang paling saya dengar adalah “Apa nggak takut setiap kali Papa terbang?”
Sejak kecil, saya menyadari resiko pekerjaan ayah saya. Beberapa kali terjadi, teman-teman ayah saya dipanggil Tuhan saat sedang menjalankan tugas mereka, meninggalkan istri dan anak mereka. Dan beberapa kali terjadi, teman-teman saya harus pindah ke sekolah lain, atau harus tinggal bersama saudara mereka, karena ayah mereka dipanggil Tuhan.
Percaya atau tidak, walaupun masih anak-anak, saya sudah punya ketakutan bahwa bila sesuatu terjadi pada ayah saya, keluarga kami akan terlantar, dan saya tidak bisa sekolah lagi. Karena saya tahu ibu saya ibu rumah tangga yang tidak punya penghasilan.
Karena itulah konsep asuransi bisa dengan mudahnya masuk dalam keyakinan saya. Saya menyukai, bahkan mencintai konsep yang hebat ini. Begitu seorang teman menjelaskan konsep yang luar biasa dahsyat ini pada saya, saya langsung tahu bahwa konsep ini adalah jawaban dari ketakutan-ketakutan saya.
Maka, menjalankan bisnis ini adalah panggilan buat saya. Saya percaya dengan apa yang saya sampaikan kepada orang-orang di luar sana. Saya percaya akan apa yang saya lakukan. Saya percaya bahwa yang informasi yang saya sampaikan ini bisa menolong banyak orang tanpa banyak usaha. Dan ketika saya mengatakan ‘tanpa banyak usaha’, saya tidak bicara tentang saya, melainkan orang-orang itu sendiri.
Apapun pekerjaan anda, bila anda adalah pencari nafkah dalam keluarga anda, maka anak-anak anda pun memiliki resiko yang sama: bila terjadi sesuatu pada orangtua mereka, mereka akan terlantar dan tidak bisa sekolah.
Mungkin tidak semua anak seperti saya. Mungkin anak-anak kebanyakan belum memiliki ketakutan seperti itu. Tapi saya yakin, setiap orangtua yang menyayangi anaknya, ingin menjamin pada anak-anak mereka, bahwa apapun yang terjadi pada mereka tidak akan mempengaruhi masa depan anak-anak mereka. Saya percaya, bahwa setiap pencari nafkah yang peduli pada keluarganya, tidak ingin membiarkan keluarga mereka terlantar ketika mereka harus pergi untuk selama-lamanya.
Karena itulah, pekerjaan saya adalah memastikan kepada anak-anak anda, bahwa apapun yang terjadi pada anda sebagai pencari nafkah, mereka tidak akan terlantar. Pekerjaan saya adalah memastikan pada anak-anak anda, bahwa apapun yang terjadi pada anda, mereka akan tetap pergi ke sekolah, bahwa mereka akan tetap menyelesaikan pendidikan yang mereka butuhkan sehingga mereka bisa mewujudkan cita-cita mereka menjadi seorang insinyur, dokter, pilot, atau apapun.
Anda boleh percaya atau tidak, anda boleh setuju dengan saya atau tidak. Itu hak anda.
Tapi satu yang harus anda camkan dalam pikiran anda, saat saya datang kepada anda, saya sedang berusaha menolong anda. Jadi, ketika saya datang untuk berbagi mengenai konsep ini, dan anda merasa tidak setuju, jangan katakana pada saya, “Maaf, tidak dulu, deh.” Atau “Maaf, saya sedang tidak ada uang.” Atau “Maaf, saya masih belum yakin.”
Ketika anda berada di lantai 20 sebuah gedung yang sedang terbakar, dan seorang pemadam kebakaran muncul di jendela untuk menyelamatkan anda, namun anda menolak untuk diselamatkan olehnya, apakah anda akan meminta maaf?
Tolonglah, janganlah anda meminta maaf pada saya. Anda sama sekali tidak melakukan kesalahan pada saya. Anda sedang melakukan kesalahan pada diri anda sendiri dan keluarga anda. Jadi kalau anda ingin minta maaf, katakanlah pada diri anda sendiri dan keluarga anda.
Karena, ketika anda setuju dengan konsep asuransi dan memutuskan untuk menyelamatkan keluarga anda, yang paling banyak yang saya dapatkan hanyalah 5% dari penghasilan anda, dan itupun bukan dari uang yang anda setorkan. Jadi bila anda tidak mengambilnya, hanya sebesar itulah kehilangan saya.
Namun, bila anda tidak bersedia mengambil konsep ini, sebenarnya anda sudah kehilangan 10,000 % dari pengeluaran anda. Anda kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengganti penghasilan saat resiko terjadi pada anda. Jadi, bukankah seharusnya saya yang meminta maaf pada anda karena tidak berhasil meyakinkan anda?
Percayalah pada saya, konsep ini sangat baik dan bermanfaat bagi anda dan keluarga. Dan percayalah, saya akan mengabdi pada pekerjaan saya seperti para pendahulu saya mengabdi pada pekerjaan mereka. Saya mengabdi pada klien-klien saya seperti kakek saya mengabdi pada pasien-pasien beliau.
Di luar sana ada banyak sekali orang yang bisa saya tolong. Tinggal masalah mereka mau atau tidak saya tolong.
Jadi, apakah sekarang anda mau membantu saya mewujudkan impian saya?
Maukah anda membantu saya menjalankan tujuan hidup saya?
Maukah anda membantu saya menyelamatkan keluarga anda?
Maukah anda menyelamatkan anak-anak anda?
Jawabannya ada pada anda. ;)
Jawabannya ada pada anda. ;)