Thursday, November 18, 2010

Cita-citaku

Cita-cita terbesarku (dalam arti yang paling kuinginkan) adalah bertemu dengan Ronaldo Luis Nazario da Lima. Permainannya telah mengubahku 180 derajat, dari yang sama sekali tidak suka sepakbola, sampai jadi tergila-gila pada sepakbola. Cita-cita yang berhubungan dengan hal ini adalah, aku ingin mengabdikan diri untuk majunya persepakbolaan nasional. Di Indonesia sudah banyak sekolah sepakbola di mana-mana. Anak-anak Indonesia pun sudah banyak yang dikirim ke luar untuk sekolah sepakbola maupun menjadi pemain profesional. Anak-anak dan pemuda-pemudi Indonesia memiliki potensi untuk majunya pesepakbolaan nasional. Namun, mengapa PSSI tidak kunjung berprestasi? Orang-orang banyak mengkritik. Tapi, suatu hari nanti aku akan mencoba melakukan sesuatu.

Setelah itu, cita-cita yang sangat kuinginkan lainnya adalah punya rumah sendiri. Aku ingin tinggal sendiri. Mungkin hanya bersama dengan anjing dan seorang pembantu yang setia dan serba bisa. Di rumah itu aku akan menjadi satu-satunya pembuat keputusan. Aku tidak perlu menurut kepada siapapun dan tidak perlu mengalah pada siapapun. Aku tidak punya kewajiban apapun selain pada diriku sendiri (dan menggaji pembantuku tentunya).

Aku ingin bisa menguasai minimal 3 bahasa selain bahasa indonesia dan inggris. Ketiga bahasa tersebut adalah italia, spanyol, dan portugis. Saat ini aku sudah mulai bisa bercakap-cakap dalam bahasa italia dan sedikit spanyol dan portugis. Aku masih perlu banyak latihan.
Selain tiga bahasa itu, kalau bisa aku juga ingin menguasai bahasa yunani, prancis, mandarin, jepang, dan korea. Sebenarnya bahasa yunani bisa dimasukkan ke golongan pertama sih, golongan bahasa yang ingin sekali kukuasai.
Aku ingin menguasai bahasa-bahasa itu karena banyak alasan. Aku ingin belajar menjadi pelatih sepakbola di Italia dan Spanyol kalau ada uang dan kesempatan. Aku ingin menguasai bahasa portugis karena aku ingin sekali, seandainya aku diberikan kesempatan bertemu dengan Ronaldo, aku bisa bicara dalam bahasa portugis padanya. Aku juga ingin mempelajari kebudayaan, sastra, filsafat, seni, sejarah, gaya hidup, masakan, dan baaaanyak hal lainnya dari negara-negara tersebut.
Dan alasan terakhir, dan ini juga salah satu yang paling penting: setiap kali aku bertemu dengan orang asing dari negara manapun, aku sangat berharap bisa berbicara dengan orang asing tersebut dengan menggunakan bahasa mereka. Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang Jepang di dokter hewan. Aku menyesal sekali karena tidak bisa bahasa Jepang. Aku hanya bisa mengucapkan sedikit sekali kata dalam bahasa Jepang, hanya kata-kata yang diketahui orang pada umumnya.

Cita-citaku lainnya adalah menjadi penulis novel. Aku suka sekali menulis dan melihat orang lain membaca tulisanku. Aku suka berkhayal dan membuat cerita. Aku sudah punya banyak ide untuk dijadikan novel. Tapi sayangnya, aku belum punya kesempatan untuk mengembangkannya.

Karenanya, aku bercita-cita menjadi orang yang kaya raya dengan uang dan waktu yang tanpa batas. Jadi aku bisa punya waktu dan biaya untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam diriku.

Dan pada akhirnya, cita-cita terbesarku dalam hidup adalah: Memaksimalkan Segala Potensi yang Ada!!

Sebenarnya aku punya banyak sekali cita-cita. Sampai-sampai blog ini jadi terkesan berantakan, tidak beraturan, karena aku benar-benar bingung bagaimana harus menceritakan seluruh cita-cita besarku dalam satu blog.